As Roma Seperti Sassuolo
Perform jelek diperlihatkan AS Roma pada awal musim ini. Dari 5 laga yang sudah ditempuh, mereka cuma sanggup raih satu kemenangan; empat yang lain Agen Slot Terpercaya usai dengan 2 kali seimbang dan dua kekalahan. Bahkan juga di pertandingan terkini I Giallorossi dibuat malu Bologna, yang tempati status 18 klassemen sementara Serie A.
Perhatian sekarang tertuju ke Eusebio Di Francesco. Jika musim kemarin, pada musim pertamanya latih Roma, dia bawa teamnya melanggeng sampai ke semi-final di gelaran Liga Champions, seakan tidak berarti. Ia yang terbanyak mendapatkan sorotan atas jeleknya performa Roma musim ini.
Walau berkali-kali tidak raih hasil optimal, Roma nyaris selalu kuasai laga. Mereka mempunyai 55,3% rataan kepenguasaan bola, yang disebut paling tinggi ke-3 di Serie A. Masalah shooting, Roma tempati urutan ke-2 bersama Milan dan Napoli dengan rerata 18 shooting per laga.
Tetapi kepenguasaan laga tidak lalu memiliki arti kemenangan. Semua kepenguasaan bola yang dipunyai kebuang percuma saat Togel Hari Ini beberapa pemain tidak sanggup menyelesaikannya jadi sebuah gol dan mencetak kemenangan.
"Kami selalu bicara mengenai angka [statistik] dan tidak mempunyai watak atau determinasi. Saat anda mempunyai kepenguasaan bola 72% di dalam permainan. Saat anda mempunyai watak untuk membikin permainan itu jadi penting dan anda tidak melakukan, karena itu ada suatu hal yang lenyap," tutur Di Francesco, saat alami kekalahan 2-0 dari Bologna, diambil dari Calcio Mercato.
Roma masih menjaga taktik musim kemarin, mainkan sepakbola serang dengan kuasai permainan. Namun mereka lupakan kesetimbangan dalam bertahan. Robin Olsen sebagai unggulan pada status kiper selama ini telah kecolongan sembilan gol di Serie A.
Lawan-lawan Roma melepaskan 16,6 shooting per laga. Bersama Sassuolo, statistik ini ialah ke-4 terjelek. Malah beberapa pemain Roma seolah tidak berani menggunting gempuran musuh, bisa dibuktikan dari rataan 11,2 tekel per laga yang disebut paling rendah ke-2 di Serie A sesudah Empoli.
Tidaklah heran bila kacau-balaunya pertahanan menjadi satu diantara permasalahan yang perlu dituntaskan oleh Di Francesco. Koordinir antara pemain yang tidak terang membuat musuh secara mudah lakukan gempuran ke baris pertahanan.
"Kemungkinan beberapa pemain terlampau semangat dalam cetak gol dan mereka kurang cukup tajam dalam opsinya. Saya harus menggantinya. Pertahanan kami tidak kompak dan hal itu bawa kami ke perform yang malu-maluin," papar Di Francesco, diambil dari Tribal Football.
.jpg)