Saham BUMN Karya Kompak Melonjak, Ada Apa?
Bidang saham konstruksi sanggup kuat di tengah-tengah desakan pergerakan Index Harga Saham Kombinasi (IHSG) pada Jumat, (15/1/2021). Beberapa saham BUMN kreasi condong kuat sepanjang perdagangan saham Jumat minggu ini.
Mencuplik data RTI, bidang saham konstruksi naik 0,30 %. Sedang sembilan bidang yang lain menurun yang dipegang bermacam industri turun 2,52 %, bidang keuangan menurun 1,66 % dan pertanian turun 1,61 %.
Saat itu, pergerakan IHSG turun 1,1 % ke status 6.358. Index saham LQ45 turun 1,54 % ke status 987. Sekitar 341 saham menurun hingga mendesak IHSG. 145 saham kuat dan 129 saham diam dalam tempat. Keseluruhan volume perdagangan 26 miliar saham dan nilai transaksi bisnis Rp 21,6 triliun.
Adapun beberapa saham yang naik berarti diantaranya saham PT Waskita Kreasi Tbk (WSKT) kuat 11,87 % ke status Rp 1.885 per saham pada jam 14.51 WIB. Nilai transaksi bisnis harian saham Rp 1,4 triliun.
MPO Slot Online Saham PT Wijaya Kreasi Tbk (WIKA) naik 10,80 % ke status Rp 2.360 per saham. Nilai transaksi bisnis harian saham Rp 372,4 miliar.
Saham PT Adhi Kreasi Tbk (ADHI) naik 5,65 % ke status Rp 1.870 per saham. Nilai transaksi bisnis saham ADHI capai Rp 212,9 miliar. Saham PT PP Tbk (PTPP) mendaki 7,8 % ke status Rp 2.210 per saham. Nilai transaksi bisnis Rp 484,6 miliar.
Saham PT Wijaya Kreasi Bangunan Gedung Tbk (WEGE) naik 2,22 % ke status Rp 276 per saham. Nilai transaksi bisnis harian saham Rp 64 miliar.
Di lain sisi, saham PT Layanan Marga Tbk (JSMR) naik 3,85 % ke status Rp 4.860 per saham. Nilai transaksi bisnis Rp 270,8 miliar.
Riset PT Reliance Securities, Lanjar Nafi menjelaskan, ada faktor-faktor memberikan dukungan pengokohan bidang konstruksi pada Jumat minggu ini. Pertama, suku bunga rendah pada 2021. Diprediksi masih di bawah empat %. Ke-2 , Limitasi Sosial Bertaraf Besar (PSBB) mengecuali karyawan konstruksi.
"Ke-3 SWF dipercepat pada kuartal pertama yang semula pada kuartal dua," tutur ia waktu dikontak Liputan6.com.
Dia menambah, Sovereign Wealth Fund (SWF) atau instansi pengurus investasi (LPI) di Indonesia yang mulai bekerja pada kuartal I 2021 berpengaruh positif untuk emiten.
Dengan ada SWF bisa buka kesempatan investor asing untuk turut melakukan investasi pada project pemerintahan seperti jalan tol. Dengan begitu, emiten yang mempunyai project itu tak perlu nantikan utang untuk dana project.
"Jika dipercepat bagus. Selama ini yang jadi sasaran dana SWF emiten yang mempunyai asset project jalan tol seperti Waskita Kreasi dan Layanan Marga, tetapi lainnya masih jadi sasaran investor," katanya waktu dikontak.
